Kemajuan teknologi komunikasi telah memberi peranan dalam pertumbuhan media massa, baik media cetak, elektronik, maupun online. Ketiga jenis media tersebut bisa saling bersinergi dalam membangun dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi pada masyarakat Indonesia.
Tak dapat dipungkiri, Masyarakat Ekonomi
Asean telah menjadi tantangan bagi kita untuk terus berkemajuan dan berupaya
menyelaraskan pengetahuan dan teknologi kepada segenap masyarakat di berbagai
pelosok wilayah Indonesia.
Martha Simanjuntak dan Riffa Juffiari (Founder IWITA) |
IWITA (Indonesian Women IT Awarness)
sebagai organisasi yang konsen dalam kesadaran informasi teknologi bagi
perempuan, turut serta berperan dalam menyebarkan kesadaran IT. Pengetahun dan
wawasan IT sangatlah penting, karena dengan hal tersebut kita dapat
memanfaatkan IT dengan sebaik-baiknya. Salah satu yang sedang berkembang pesat
adalah internet.
Senin, 11 April 2016, IWITA hadir di
Studio 9 TVRI dalam program “Nyok Cari Tahu” dengan tema Perempuan Melek Teknologi
Bersama IWITA. Hadir founder IWITA, Martha Simanjuntak SE. MM dan Riffa Juffiari SS, MM,
dengan gamblang keduanya menjelaskan perkembangan TIK
di Indonesia.
Martha Simanjuntak & Riffa Juffiari (Founder IWITA) dan Citra (host TVRI) |
Dialog yang terbagi tiga sesi ini
memaparkan bahwa sekarang ini, masyarakat Indonesia sudah banyak yang menggunakan internet. Perkembangan internet dapat menghilangkan
hambatan jarak, waktu, dan ruang, sehingga membantu penyerapan informasi dan
komunikasi. Internet digunakan masyarakat untuk berkomunikasi, ini merupakan
pola baru dalam berkomunikasi dimana dengan internet dapat menjawab kebutuhan
manusia untuk dapat berkomunikasi secara luas tanpa batas wilayah, cepat dan
efisien.
Bincang IWITA di TVRI, Perempuan Melek Teknologi |
IWITA
sangat mengedepankan kesadaran dalam penggunaan internet. Internet bisa
menjadi pembelajaran dan pengembangan bagi perempuan. Teknologi bisa menjadi
tempat wirausaha perempuan. Salah satunya para blogger perempuan, mereka turut
serta dalam perkembangan teknologi. Tidak heran bila ada riset yang menunjukkan
bahwa pengguna internet tertinggi adalah perempuan begitu juga dalam penggunaan sosial media khususnya Facebook, kebanyakan
adalah perempuan. Dalam hal ini terlihat bahwa perempuan sudah mulai ‘aware’ terhadap teknologi namun
pemanfaatannya masih belum maksimal. Kenyataan di lapangan, bahwa perempuan
kebanyakan sebagai hanya sebagai object dan
dampak negatif dari Teknologi itu sendiri kebanyakan dialami oleh perempuan.
IWITA telah
melakukan riset di beberapa kota besar dimana ditemukan tentang isu gender dan
isu teknologi sebagai berikut:
Internet bukan
hanya dapat digunakan untuk bisnis tetapi juga
dalam pengembangan pada pemanfaatannya untuk sharing pengetahuan atau keahlian.
Perempuan dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal. Diantaranya, perempuan
bisa terlibat dlm mempromosikan desanya, baik wisata dan potensi desa. Namun
demikian, tetap saja dibutuhkan awarness
dalam berinternet. IWITA mengedepankan edukasi dalam pemanfaatan teknologi.
Tantangan utama teknologi pada perempuan itu persepsi. Persepsi bahwa teknologi
itu susah atau menakutkan perempuan, itu menjadi tantangan tersendiri bagi
IWITA.
IWITA, Studio 9 TVRI |
Belum lagi dengan isu-isu teknologi yang
dihadapi,
seperti infrastruktur dan cyber crime (kejahatan online). Secara infrastruktur, masih ada kesenjangan antara satu
wilayah dengan wilayah lainnya. Adapun cyber crime sebagai dampak negatif bagi yang
kurang waspada atau hati-hati terhadap kejahatan dunia maya.
IWITA, Studio 9 TVRI |
Dengan
demikian, diperlukan integrasi penggunaan TIK yang mendidik bagi seluruh
lapisan masyarakat. Televisi bisa menjadi salah satu media yang mengabarkan dan
menyebarkan edukasi
pemanfaatan TIK untuk pemberdayaan Perempuan. Semoga diskusi ini membantu dan membawa dampak positif
masyarakat Indonesia, terutama perempuan dalam berkesadaran pada penggunaan
internet.
0 komentar:
Posting Komentar