Rabu, 23 Maret 2016

Maya Miranda Ambarsari; Sebaik-baik Manusia adalah Orang yang Memberi Manfaat

Sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi manfaat. Demikian kata Maya Miranda Ambarsari, perempuan pengusaha yang bergerak di multi usaha. Untuk menjadi seseorang yang memiliki prinsip hidup seperti itu, maka bisa dilihat pada suatu proses perjalanan hidup yang menjadi inspirasi bagi para perempuan lainnya. 

Setiap kehidupan memiliki problematikanya, tetapi bagaimana seseorang bisa survive dan sukses, ada tahapan tertentu yang bisa kita jadikan sebagai cermin atau inspirasi sehingga mengambil hikmah dari motivasi diri atau semangat hidup yang dimiliki oleh Maya Miranda Ambarsari.

Keunikan Perempuan Indonesia
Setiap perempuan adalah unik. Keunikan yang berpadu dengan setiap makhluk lainnya sehingga menggelombang pada setiap diri perempuan Indonesia. Salah satu keunikan itu terdapat pada Maya Miranda Ambarsari. Perempuan Indonesia yang menjalankan hidupnya dengan penuh totalitas, termasuk dalam memberi dan berbagi kasih, maka ia memberinya dengan totalitas dan sebaik-baiknya pemberian.



Sebagai perempuan Indonesia, Maya mengangggap kaumnya tangguh. Maya bangga bagaimana perempuan Indonesia mampu melaksanakan multi tasks, baik mengurus keluarga maupun bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Perempuan hebat bukanlah dilihat dari karir, namun perempuan hebat adalah perempuan yang tahu bagaimana berperan dalam menjalankan hidupnya. Jelas Maya.

Bersyukur
Sukses dalam menjalankan bisnis perusahaan sangat relatif dan tidak pernah ada titik tertinggi untuk itu. kesuksesan sangat tergantung kepada kerja keras, kerja pintar, fokus, kesempatan, dan jaringan yang terbentuk selama seseorang menjalankan kehidupannya.



Maya sangat bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah kepadanya dan keluarga. Rasa syukur atas apa yang diterima, membuat Maya panggilan akrabnya sangat berhati-hati atas segala pemberianNya. Justru dengan melimpahnya rahmat Allah,  Maya merasa harus menjaga agar jangan pernah berbuat keluar “jalur” dan Maya merasa berkewajiban untuk menjadi manusia yang jauh lebih baik.  Allah itu Maha Mengetahui dan mempunyai planning terhadap umat-Nya. Sebagai manusia, kita hanya mencari ridho Allah dengan menjalankan yang semampu dan semaksimal serta yang terbaik dan tentunya berdoa serta berusaha menjadi manusia yang berguna bagi manusia lainnya.  

Hal nyata yang Maya contohkan bagaimana Allah memberikan kesempatan yang luar biasa sebagai salah satu pemilik  perusahaan pertambangan emas  yang sudah IPO (PT. Merdeka Copper and Gold Tbk), perusahaan properti untuk pembangunan hotel dan condotel (PT. Tri Tunggal Agung Propertindo – Tree Land),  guest house di area-area elit (Elliottii), dan  kegiatan sosial "Rumah Belajar Miranda." Rumah Belajar Miranda adalah tempat dimana masyarakat umum dapat mengenyam kegiatan pendidikan, baik itu berupa Majelis Ta'lim Ummul Choir (Kelas Pemula, Kelas Menengah dan Kelas Mahir), Taman Pendidikan Al qur'an Ummul Choir (TPA Kids, TPA Menengah dan Ta'lim Qur'an lil Awlad), Kursus Mr.Math (Matematika), English Education Program (EEP), dan Kursus Calis (Baca Tulis), serta Taman Bacaan dan Media Library. Semua kegiatan belajar mengajar ini adalah bersifat Sosial dan Semi sosial. Saat ini ada sekitar kurang lebih 500 orang yang terlibat kegiatan belajar mengajar.

Namun demikian, Maya menganggap apa yang dilakukan dia bersama suaminya dan partner bisnisnya hanyalah sebagai mediator untuk dari Allah dengan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat  dengan cara bekerja di perusahaan miliknya.

Menurut Maya, corporate culture yang ditanamkan; antara pemilik, manajemen dan karyawan adalah satu kesatuan (unity) dan menerapkan sistem kekeluargaan, hingga bilamana merupakan bagian keluarga, maka semua  merasa memiliki perusahaan ini, merasa bahwa “I’m a part of the family, sehingga sense of belonging nya tinggi.”

Hal tersebut tampak jelas dengan adanya kehangatan dan tidak adanya batasan baik secara status pekerjaan maupun status sosial. Lebih dari itu, niat baik, yaitu berusaha semaksimal mungkin mendekatkan perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. Dan dalam hal ini, sebagai pemimpin, Maya wajib menjadi “role model” dengan memberi contoh yang baik, yang diharapkan berimbas kepada para pekerja di perusahaan.

Semua yang dicapai Maya adalah berkat dukungan kebaikan dan doa orang tua dan mertua. “Saya beruntung karena kebaikan mereka, saya  yang menikmati. Mereka menaburkan benih kebaikan kepada sesama, sehingga amalnya dan pahalanya jatuh kepada saya! itu yang saya yakini. Lebih dari itu, dukungan suami yang memberikan kepercayaan, support penuh dan selalu mendampingi, baik suka maupun duka,  serta dukungan anak, Muhammad Khalifah, 13 tahun, yang rajin berdoa dan tidak banyak tuntutan merupakan barokah yang luar biasa bagi saya.”

Seni Menjalankan Bisnis
Maya Miranda Ambarsari, SH., MIB yang tidak memiliki latar belakang di bidang mining dan pemain baru di bidang property, tetapi hal tersebut  tidak membuatnya lantas ciut dan tidak percaya diri. Kebalikannya, Maya justru merasa tertantang bidang pekerjaan yang menurut orang lain “pekerjaan keras dan dunia lelaki”.  Maya yang memiliki background sebagai lawyer dan Master di bidang Internasional Bisnis (MIB) dari Swinburne University of Technology, Melbourne –Australia, justru terpacu dan tertantang untuk menjalani bisnis tersebut. 

Dengan bekerja dan belajar keras, jatuh bangun dalam mengawali karir merupakan bagian dari perjalanan proses. “Dalam pekerjaan suka-duka dan riak-riak pasti ada. Tetapi bukankah suka duka itu seni dalam menjalankan bisnis. That’s the art of doing the business, jadi hadapi saja. Namun demikian, latar belakangnya sebagai lawyer justru banyak membantu, dan dengan International Businessnya, memudahkan Maya untuk memahami dan  berhubungan dengan para pebisnis lainnya.Yang pasti, pada awal pendirian dan menjalankan perusahaan yang melibatkan hajat hidup orang banyak ini membutuhkan extra kerja keras, baik itu secara phisiclly , mentally dan tentunya spiritually.

Dalam menerapkan kepemimpinan, Maya berusaha mempedomani ajaran Nabi Muhammad S.A.W, yaitu seorang pemimpin haruslah bersifat Sidiq, Amanah, Tabliq, Fatonah.
·       Sidiq, kejujuran, kebenaran selalu mendasari perilakunya sebagai Pemimpin.
·       Amanah, kepercayaan yang diembannya tidak akan dikhianatinya.
·    Tablig, keterbukaan menjadi cara Maya memimpin sehingga bawahan dapat mengetahui dan memahami kemana arah yang dituju perusahaan ini.
·       Fatonah, cerdas, diwujudkan dengan terus menerus belajar, baik formal maupun non formal.

Sebagai orang yang berdarah suku Jawa dari garis Bapak, Maya juga menerapkan asas-asas kepemimpinan menurut filsafat Asta Brata yang mengharuskan seorang pemimpin mewujudkan sifat-sifat yang dicontohkan oleh 8 (delapan) anasir alam, yaitu api, angin, air, tanah, matahari, bulan, bintang dan mega. Memberikan kesejahteraan kepada bawahan seperti sifat tanah sebagai sumber penghidupan, memberi kesejukan seperti sifat mega, berlapang dada seperti lapang/luasnya lautan, memberi arah seperti sifat bintang dan lain-lain. Dan sebagai garis Ibunya yang berdarah Bengkulu, maka Maya mempunyai “sense of business”, menerapkan filosofi; berani mengekpresikan apa yang menurutnya benar, tegas, pantang menyerah, gigih dan ulet dan selalu ber optimis.

Seiring dengan membesarnya perusahaan dan banyaknya para konsultan ahli yang dipekerjakan untuk bisnisnya, membuat Maya dapat lebih mengatur waktu untuk kegiatan-kegiatan lainnya, baik itu untuk urusan keluarga (yang tetap saja menjadi prioritas),  terlibat dalam organisasi kewanitaan, juga aktif dengan kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan. Tapi yang jelas,  semua itu membuat hidup menjadi penuh makna. Alangkah meruginya  bila tidak bisa menikmati keindahan yang telah diberikan oleh Allah dengan kegiatan-kegiatan positif. 

Demikian profil Maya Miranda Ambarsari, semoga bisa menjadi inspirasi bagi para perempuan Indonesia lainnya.














0 komentar:

Posting Komentar